Tuesday, September 3, 2013

Tujuan Menulis

Menjalankan rutinitas pekerjaan. Salah satunya mengirim email. Jaringan putus di kantor. Terpaksa harus ke warnet. Di warnet terjebak hujan yang makin deras mengguyur.

Kurasakan sebuah kejenuhan.
Sebuah pertanyaan teman di Facebook sedikit menggelitik:
"Hidup mencari apa dan mati apa yang didapat?"

Seperti apakah kehidupan terbaik yang pantas diraih seorang manusia?
Apakah hanya untuk memenuhi kebutuhan material dan terus terjebak di dalamnya?
Apakah mencari publisitas?
Apakah menjadi tinggi lebih baik daripada menjadi rendah?
Apakah tidak menjadi apa-apa hanya berarti sia-sia?
Seberapa baik manusia yang paling baik di dunia?

Aku merasa terjebak di sebuah persimpangan dan terus terjebak di persimpangan berikutnya. Walaupun yang kuyakini bukanlah sebuah pilihan yang salah. Tetapi kenapa aku selalu mengalami sebuah kegelisahan?

Apa yang kucari, sampai sekarang masih tidak kutemukan. Seolah aku telah terjebak di sebuah dunia yang tidak kukenal. Aku seolah merindukan sebuah dunia lain. Mungkin kah ini wajar? Karena setiap manusia selalu merasa lebih nyaman dengan angan-angan dibandingkan kenyataan.

Kucintai dunia menulis. Tetapi kurasakan dunia itu semata untuk tempatku berteduh ketika hujan sedang turun. Ketika hujan reda. Kutinggalkan untuk waktu yang tidak mampu kuperkirakan. Seolah aku merasa telah selingkuh dari kekasihku. Hal itu lah yang kualami saat ini. Aku ingin setia tetapi aku merasa tidak punya kemampuan untuk setia. Mungkin kah ini cuma sebuah keluhan cengeng dari seseorang yang mengaku dirinya ingin menjadi seorang penulis?

Aku belum mempunyai "tujuan" untuk menulis.
Aku takut hal itu yang membuatku tidak mampu memupuk rasa setia untuk terus menulis.


0 comments:

Post a Comment

 

(c)2009 Mardiana Kappara . Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger