Setiap individu yang berikhtiar untuk menjadi penulis, karena berharap suatu saat tulisannya memiliki nilai tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga buat orang lain. Setiap mimpi penulis adalah mempunyai tulisan yang dianggap orang lain bermakna.
Terasa terpukul sekali apabila setiap tulisan yang telah kita lahirkan cuma berakhir di tong sampah atau teronggok saja di recycle bin komputer. Atau kalau masih sedikit dihargai oleh diri kita sendiri, tertumpuk di file dokumen komputer. Tulisan-tulisan yang dibuat itu sama sekali belum pernah diterima redaktur majalah atau koran manapun. Tidak pernah memenangkan lomba atau sayembara apapun.
Mengeluh lah diri ini tentang "Betapa tidak berartinya AKU sebagai diriku."
Tulisan yang dilahirkan kenapa selalu gagal menyamai maestro sastra ataupun karya penulis best seller di toko buku?
Dimana letak kesalahanku sebagai seorang penulis?
Betapa aku ingin berarti,
tetapi kenapa aku tidak pernah cukup berarti untuk memperoleh perhatian?
Sudah gagal kah aku menjadi seorang penulis?
Tidak ada penulis yang gagal, selama dia mau terus mencoba melahirkan tulisan-tulisan baru. Tidak akan ada tulisan yang tak berarti, selama tulisan itu terlahir dari sebuah proses yang sungguh-sungguh dan penuh dengan ketulusan.
Tidak ada yang bisa menduga nasib sebuah tulisan. Bahkan penulis itu sendiri.
Jadi, ketika ingin menjadi berarti, maka berproses produksilah dengan giat. Isi tulisan dengan kualitas. Kualitas tentu diperoleh dari ilmu dan pengalaman. Untuk itu, perlu perkaya diri dengan ilmu. Tidak ada teori yang menentang bahwa seorang penulis berkualitas pasti juga pembaca berkualitas.
Terus berkarya!
0 comments:
Post a Comment